CP Bahasa Inggris Lanjutan pada kurikulum merdeka merupakan program di luar pengajaran bahasa Inggris wajib, yang diberikan untuk Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C). CP ini memfasilitasi peserta didik yang benar-benar berminat untuk mempelajari bahasa Inggris dengan lebih komprehensif dan terfokus.
Capain pembelajaran lanjutan ini ditetapkan dengan SK Kepala BSKAP No. 8 Tahun 2022 Capaian Pembelajaran pada PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
SK kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan No. 8 Tahun 2022 menggantikan 2 SK yaitu:
Bahasa Inggris Tingkat Lanjut adalah program di luar pengajaran bahasa Inggris wajib, yang diberikan untuk Kelas XI dan XII (SMA/MA/Program Paket C) dengan memfasilitasi peserta didik yang benar-benar berminat untuk mempelajari bahasa Inggris dengan lebih komprehensif dan terfokus.
Program ini diharapkan dapat membantu peserta didik agar
Pengajaran difokuskan pada keempat keterampilan bahasa Inggris yang meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis, tingkat yang lebih tinggi. Mengacu pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning, Teaching, Assessment (CEFRL) dan setara Level B2.
English Level B2 adalah tingkat keempat bahasa Inggris, yakni tingkat Upper Intermediate dalam Common European Framework of Reference (CEFR), suatu penentuan berbagai tingkat kecakapan bahasa yang disusun oleh Dewan Eropa. Dalam percakapan sehari-hari, tingkat ini biasa disebut sebagai confident atau percaya diri.
Pada tingkat ini, peserta didik dapat berfungsi secara mandiri di berbagai lingkungan akademik dan profesional menggunakan bahasa Inggris, meskipun dengan berbagai nuansa dan keakuratan yang terbatas. (https://www.cambridgeenglish.org/exams-and-tests/cefr/; EF, CEFR, https://www.efset.org/id/cefr/b2/).
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut ini adalah pendekatan berbasis teks (genre-based approach), yakni pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik lisan, tulisan, visual, audio, maupun multimodal.
Pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman dalam menggunakan teks-teks berbahasa Inggris untuk memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa keingintahuan (curiousity) tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak kasad mata.
Teks menjadi fokus pembelajaran sebagaiamana yang dikatakan oleh Halliday dan Mathiesen (2014: 3) bahwa “When people speak or write, they produce text, and text is what listeners and readers engage with and interpret.”
Untuk itu, pengajaran juga difokuskan pada penguatan kemampuan menggunakan bahasa Inggris dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu, dalam tiga jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi.
Ada 4 tahap pada pengajaran bahasa yang menggunakan pendekatan berbasis teks:
Pembelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut juga dirancang untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam melalui pembelajaran yang bersifat kontekstual.
Diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang merdeka, yakni menjadi pengguna bahasa Inggris yang mandiri dan percaya diri, selain itu, pembentukan Profil Pelajar Pancasila jugadapat dicapai melalui berbagai aktivitas pembelajaran dengan berbagaijenis teks.
Mata pelajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut bertujuan untuk memastikan peserta didik sebagai berikut.
CP Bahasa Inggris Lanjutan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pengajaran mencakup empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis yang diajarkan secara terintegrasi dalam siklus pengajaran berbasis teks, khususnya 3 jenis teks, yakni naratif, eksposisi, dan diskusi.
Teks naratif dipilih karena tiga alasan utama.
Teks eksposisi dan diskusi dipilih karena jenis teks ini mempunyai peranan yang sangat penting, tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga di dunia kerja. Teks eksposisi dan diskusi menuntut peserta didik untuk mampu menggunakan bahasa Inggris untuk mengemukakan pendapat tentang suatu isu, dengan mengungkapkan argumen yang didukung fakta, data, dan pendapat para ahli terkait isu tersebut.
Khusus Teks diskusi menuntut peserta didik untuk melihat satu isu dari berbagai perspektif, minimal dua perspektif, yakni perspektif yang mendukung dan menentang. Pengajaran teks diskusi dapat memfasilitasi peserta didik untuk berlatih berdebat dalam bahasa Inggris dan juga kemampuan yang sangat penting baik dalam dunia akademik maupun dalam dunia kerja dewasa ini. Kedua jenis teks ini, dengan argumen sebagai bagian utama, berperan penting dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dewasa ini.
Ketiga teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik supaya terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga kemampuan peserta didik meningkat dalam mengelola informasi digital.
Pengajaran sastra dan lintas budaya menjadi bagian dari pengajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut, karena teks merupakan konstruksi sosial, pembahasan teks tidak akan terlepas dari pembahasan budaya yang direfleksikan dalam setiap teks yang dibahas. Dengan demikian, pengajaran sastra dan budaya sudah inklusif dalam pengajaran pada 3 jenis teks di atas.
Konsep belajar yang digunakan adalah the zone of proximal development, yakni bahwa proses belajar harus menciptakan jarak antara tingkat perkembangan aktual yang ditentukan oleh penyelesaian masalah secara mandiri dengan tingkat perkembangan yang dicapai di bawah bimbingan orang dewasa (guru) atau kerja sama dengan teman sebaya yang lebih mampu (Vygotsky, 1978: 86). Dalam kaitannya dengan konsep merdeka belajar, pengajaran Bahasa Inggris Tingkat Lanjut diharapkan dapat mewujudkan para peserta didik yang merdeka, yakni menjadi pengguna bahasa Inggris yang mandiri dan percaya diri.
Proses belajar berlangsung berdasarkan konsep bahwa belajar merupakan proses sosial, dan peserta didik belajar bahasa, belajar melalui bahasa, dan belajar tentang bahasa (Halliday, dalam Feez and Joyce, 1998).
Proses belajar terjadi dalam kerangka apprenticeship (magang), dimana guru berperan sebagai ahli yang bisa memberikan bimbingan sampai peserta didik memiliki kemampuan yang diharapkan. Proses belajar selanjutnya berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990), yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam menggunakan bahasa Inggris pada empat keterampilan berbahasa dalam jenis teks naratif, eksposisi, dan diskusi.
Prinsip belajar adalah scaffolding, yakni bantuan tutorial yang diberikan oleh guru atau orang dewasa lain yang mengetahui cara mengontrol hal-hal yang berada di luar kapasitas peserta didik (Wood, Bruner and Ross, 1976; Wells, 1999). Guru berperan mengajarkan kepada peserta didik cara melakukan sesuatu, dalam hal ini cara menggunakan bahasa Inggris dan memberikan kesempatan untuk mempraktikkannya (Mendelsohn, 2008: 56).
Capaian pembelajaran atau CP bahasa Inggris Lanjutan terdiri dari 4 elemen dengan deskripsi sebagai berikut:
Peserta didik mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari teks dengaran yang kompleks baik tentang topik konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi dan diskusi
Peserta didik mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memahami gagasan utama dari teks tulis, baik dalam bentuk cetak maupun dalam visual, baik teks tunggal maupun ganda, dan yang kompleks baik topik konkrit terkait kejadian-kejadian di lingkungan sekitar, maupun abstrak terkait isu mutakhir atau topik terkait mata pelajaran lain dalam teks naratif, eksposisi dan diskusi.
Peserta didik mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu memproduksi teks dengan struktur organisasi yang jelas dan detail dalam jenis teks naratif, eksposisi dan diskusi tentang berbagai topik dan menjelaskan pendapat atau pandangan terkait isu dalam topik tertentu dengan menjelaskan manfaat dan kelemahan atau argumen yang mendukung dan menentang tentang berbagai pilihan atau pendapat.
Peserta didik mencapai kemampuan yang ditargetkan dalam mata pelajaran Bahasa Inggris wajib dan mampu berinteraksi dengan lancar dan spontan secara teratur dengan penutur asli bahasa Inggris dan cukup mungkin tanpa ada hambatan bagi kedua belah pihak yang berkomunikasi atau berinteraksi dalam jenis teks naratif, eksposisi, diskusi.
Artikel
Ingin memahami Konsep Kurikulum Merdeka, Silahkan membaca materi di madrasahdigital.net |
Buka |
Capaian Pembelajaran (CP) ... Pendidikan Pancasila di tetapkan oleh SK BSKAP No. 32 Tahun 2024… Read More
Capaian Pembelajaran (CP) ... Pendidikan Pancasila di tetapkan oleh SK BSKAP No. 32 Tahun 2024… Read More
Capaian Pembelajaran (CP) ... Pendidikan Pancasila di tetapkan oleh SK BSKAP No. 32 Tahun 2024… Read More