Model Pendekatan Integratif dalam Pengorganisasian Pembelajaran di KSP 2025

Loading

MyDigital. Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) Tahun 2025 menjelaskan secara detail tentang model pembelajaran integratif.

Pembelajaran Integratif menjadi salah satu model pengorganisasian pembelajaran di kurikulum merdeka.

Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) Edisi 1015

Pengorganisasian pembelajaran secara terintegrasi diibaratkan jus, di mana bermacam bahan dilebur dan sudah tidak dapat dipilah. Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman terhadap satu ide besar (konsep)

Model Pembelajaran Integratif

Menurut Forgaty (2009), terdapat sepuluh model pendekatan integratif:

  1. Model penggalan (fragmented) adalah memadukan yang terbatas pada satu mata pelajaran saja.
  2. Model keterhubungan (connected) adalah memadukan konsep mata pelajaran tertentu dan dihubungkan dengan konsep pada mata pelajaran lain.
  3. Model sarang (nested) adalah memadukan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
  4. Model urutan/rangkaian (sequenced) adalah memadukan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel.
  5. Model bagian (shared) mengajarkan semua konsep, tetapi dimulai dari memadukan konsep yang beririsan.
  6. Model jaring laba-laba (webbed) adalah memadukan beberapa konsep yang berkaitan melalui sebuah tema.
  7. Model galur/benang (threated) adalah memadukan bentuk keterampilan yang berfokus pada metakurikulum.
  8. Model keterpaduan (integrated) adalah memadukan konsep-konsep yang beririsan atau tumpang tindih.
  9. Model celupan (immersed) adalah memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan murid.
  10. Model jaringan (networked) adalah Integrasi pembelajaran berdasarkan kemungkinan terjadinya perubahan konsep, format pemecahan masalah, dan persyaratan keterampilan format baru setelah murid melakukan studi lapangan dalam situasi, kondisi, dan situasi yang berbeda.

Untuk menguatkan jati diri bangsa, mata pelajaran yang tidak diperkenankan untuk dilebur menjadi unit pelajaran dengan nama yang berbeda adalah

  • Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
  • Bahasa Indonesia, dan
  • Pendidikan Pancasila.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam menyusun pembelajaran dengan pendekatan secara integrasi:

  • Saat menyusun pengorganisasian pembelajaran, pendidik dan wakil kepala satuan pendidikan bidang kurikulum melihat tujuan pembelajaran dan merancang sebuah ide besar (konsep) yang menjadi tujuan akhir proses pembelajaran.
  • Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran dan sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif sehingga jam pelajaran tidak berdasarkan pada masing-masing mata pelajaran itu sendiri.

Kerangka Pembelajaran Secara Integrasi atau integratif terlihat di contoh di bawah ini

Contoh 1

UNSURPERENCANAN
Ide utama/konsep: Membudidayakan tanaman obat untuk kehidupan rumah tangga dapat memengaruhi pilihan keluarga dalam merawat diri dan lingkungannya.
Asesmen (performance task): Membuat tanaman obat keluarga (TOGA) dengan menanam beberapa tanaman obat, seperti jahe, kunyit, kencur di rumah.
Mata pelajaran yang terintegrasi:  IPA, Seni, dan Prakarya.

Contoh 2

UNSURPERENCANAAN
Ide utama/konsep: Pengolahan dan penyajian data terhadap sebuah fenomena dapat menjadi salah satu cara berkomunikasi yang efektif dan menarik.
Asesmen (performance task): Membuat data statistik mengenai jumlah pengangguran di suatu daerah tertentu.
Mata pelajaran yang terintegrasi:  Matematika, IPS, dan Informatika.


    Lainnya


    Sumber: Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan 2025