CP Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Kurikulum Merdeka 2024

CP Akidah Akhlak Ibtidaiyah Capaian Pembelajaran di Madrasah

Loading

KurikulumMerdeka. SK Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) No. 3302 Tahun 2024 tentang Capaian Pembelajaran atau CP CP Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah berdasarkan Kurikulum Merdeka. SK ini menggantikan SK Pendis No. 3211 Tahun 2022.

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) AKIDAH AKHLAK MADRASAH IBTIDAIYAH

A. Rasional Mata Pelajaran Akidah Akhlak Ibtidaiyah

Akidah Akhlak (CP Madrasah Ibtidaiyah) merupakan salah satu mata pelajaran sebagai bagian dari kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah. Akidah berkaitan dengan rukun iman sebagai pokok keimanan seseorang yang tersimpan dalam hati dan diwujudkan dengan lisan dan perbuatan. Akidah mendorong seseorang melakukan amal saleh, berakhlak karimah dan taat hukum. Akhlak merupakan buah ilmu dan keimanan. Akhlak menekankan pada bagaimana membersihkan diri (tazkiyatun nufus) dari perilaku tercela (madzmumah) dan menghiasi diri dengan perilaku mulia (mahmudah) melalui latihan kejiwaan (riyadah) dan upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri (mujahadah). Sasaran utama pendidikan akhlak adalah hati nurani, karena baik buruknya perilaku tergantung kepada baik dan berfungsinya hati nurani.

Akidah Akhlak (CP Ibtidaiyah) memiliki peran yang penting dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Oleh karena itu, Akidah Akhlak secara bertahap dan holistik diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar berakidah yang benar dan kokoh, berakhlak mulia untuk menuntun peserta didik menjadi pribadi yang saleh spiritual dan saleh sosial. Selain itu Akidah Akhlak juga diarahkan agar peserta didik memiliki pemahaman dasar-dasar agama Islam untuk mengenal, memahami, menghayati rukun iman, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia berdasarkan Al- Qur’an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, dan pembiasaan.

Keimanan yang benar terhadap agama Islam harus dibarengi dengan sikap menghormati penganut agama lain agar tercipta kerukunan antarumat beragama dan persatuan bangsa. Akidah Akhlak membekali peserta didik agar memiliki cara pandang keberagamaan yang moderat, inklusif, toleran, dan bersikap religiusholistikintegratif yang berorientasi kesejahteraan duniawi sekaligus kebahagiaan ukhrawi dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Akidah Akhlak mengarusutamakan pada pembentukan sikap dan perilaku beragama melalui kontekstualisasi ajaran agama, pembiasaan, pembudayaan, dan keteladanan. Iklim akademis- religius perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga madrasah menjadi wahana bagi persemaian paham keagamaan yang moderat, internalisasi akhlak mulia, budaya antikorupsi, model kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara yang baik bagi masyarakat. Untuk itu, pembelajaran Akidah Akhlak memerlukan pendekatan yang beragam, tidak hanya ceramah, namun juga diskusi-interaktif, proses belajar yang berpusat pada peserta didik (student-centered learning) yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry and discovery learning), berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), berbasis proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan kolaboratif (collaborative learning).

Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya budaya berpikir kritis, kreatif, kecakapan berkomunikasi, dan berkolaborasi sehingga melahirkan pemahaman yang benar, komprehensif, moderat (wasathiyah) agar terhindar dari pemahaman yang menyimpang dan liberal. Untuk mencapai itu, materi Akidah Akhlak disajikan dalam empat elemen keilmuan yaitu akidah, akhlak, adab, dan kisah keteladanan. Akidah Akhlak diharapkan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan akidahnya dalam bentuk pembiasaan melakukan akhlak terpuji dan menghindari akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak terpuji ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan oleh peserta didik dalam kehidupan individu, bermasyarakat, dan berbangsa, terutama dalam rangka mengantisipasi dampak negatif dari era globalisasi dan krisis multidimensional. Pembelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi penting dalam menguatkan terbentuknya profil pelajar Pancasila sebagai pembelajar sepanjang hayat (minal mahdi ilal lahdi) yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia. Selain itu, pembelajaran Akidah Akhlak memiliki peran yang penting dalam mewujudkan peserta didik sebagai bagian dari penduduk dunia dengan berkepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong.

B. Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak Ibtidaiyah

Pada praktiknya, pembelajaran Akidah Akhlak di CP Ibtidaiyah ditujukan untuk:

  1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik agar kokoh dalam akidah yang berpijak pada paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik dalam akidah Islam;
  2. Mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisis perbedaan pendapat dan mengekspresikan akidah Islam dengan benar, sesuai dengan kemajemukan bangsa Indonesia melalui sikap wasathiyah meliputi tawasuth, i’tidal, tasamuh, dan tawazun;
  3. Membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang berakhlak mulia, menghiasi diri dengan perilaku terpuji (mahmudah), dan menghindarkan diri dari perilaku tercela (madzmumah) dalam kehidupan sehari-hari dengan latihan kejiwaan melalui mujahadah dan riyadah;
  4. Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dapat menguatkan persaudaraan seagama (ukhuwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwah wathaniyah, dan juga persaudaraan kemanusiaan (ukhuwah basyariyah).

C. Karakteristik Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak (CP Ibtidaiyah) dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

  1. Pembelajaran Akidah Akhlak memiliki dua bagian: akidah terkait dengan penanaman keimanan dan tauhid dan akhlak terkait dengan penanaman karakter melalui pembersihan hati dari penyakit dan kotoran hati lalu menghiasinya dengan akhlak mulia.
  2. Pembelajaran Akidah secara khusus diarahkan untuk memperkokoh akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dan keimanan peserta didik, sebagai dasar, landasan, dan motivasi beraktivitas sehari-hari sehingga semua perilaku dan aktivitasnya bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi.
  3. Pembelajaran Akidah Akhlak diarahkan pada bagaimana menjadikan hati nurani peserta didik berfungsi dengan baik, memiliki keyakinan iman yang kuat untuk menghalau pengaruh buruk dari luar, dan berkarakter kuat sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya kesalehan individu dan sosial.
  4. Belajar Akidah Akhlak adalah bagaimana memahami hakikat ajaran petunjuk syariat dalam mensucikan diri, menerapkannya secara sungguh-sungguh (mujahadah), dan melatih kejiwaan (riyadah) melalui keteladanan guru dan kisah-kisah orang saleh.
  5. Mengembangkan kurikulum Akidah Akhlak bukan sekedar apa yang harus dipelajari peserta didik, namun juga mengarusutamakan kepada pendampingan peserta didik dalam menumbuhkan kemampuan pengendalian diri, penguasaan- kelola hawa nafsu oleh kecerdasan logika di bawah kontrol kejernihan hati, dalam merespon semua situasi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
  6. Penanaman nilai-nilai akhlak kepada peserta didik sebisa mungkin tidak dilakukan dengan paksaan yang mekanistik, namun dengan penghayatan dan penyadaran bagaimana nilai- nilai positif dari ajaran akhlak terinternalisasi dalam diri, menjadi warna dan inspirasi dalam berpikir, bersikap, dan bertindak oleh warga madrasah dalam praksis pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
  7. Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan proses pendidikan yang menjadikan hati dan kejiwaan peserta didik sebagai fokus utama. Oleh karena itu, pengkondisian suasana kebatinan proses pembelajaran yang harmonis dengan pendekatan kasih sayang yang jauh dari amarah dan kekerasan harus diutamakan. Kenakalan peserta didik dipandang dengan pandangan kasih sayang (ain al-rahmah).
  8. Hubungan guru dengan peserta didik dibangun dengan ikatan cinta karena Allah Swt. (mahabbah fillah), bukan hubungan transaksional-materealistis, sehingga memungkinkan tumbuh kembangnya perilaku berakhlak mulia dalam iklim akademik.
  9. Mengembangkan pencapaian kompetensi peserta didik tidak hanya pada pemahaman keagamaan saja, namun diperluas sampai mampu menerapkan dalam kehidupan bersama di masyarakat secara istikamah hingga menjadi teladan yang baik bagi orang lain melalui proses keteladanan guru, pembudayaan, dan pemberdayaan lingkungan madrasah.
  10. Menempatkan madrasah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar peserta didik dengan memberi waktu yang cukup untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan mengoptimalkan peran caturpusat pendidikan (madrasah, keluarga, masyarakat, dan tempat ibadah).

D. Elemen-elemen Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran Akidah Akhlak mencakup elemen keilmuan yang meliputi akidah, akhlak, adab, dan kisah keteladanan. Elemen- elemen mata pelajaran Akidah Akhlak:

ElemenDeskripsi
AkidahAkidah berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang memperkokoh keimanan peserta didik dengan melakukan kajian mendalam agar memperoleh pemahaman yang baik, benar, dan komprehensif. Akidah inilah yang kemudian menjadi landasan dan motivasi melakukan amal saleh dalam beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang akan bernilai ibadah dan berdimensi ukhrawi.
AkhlakAkhlak merupakan buah ilmu dan keimanan (akidah). Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam akidah akhlak. Ilmu Akhlak mengantarkan peserta didik dalam memahami akhlak mulia (mahmudah) dan tercela (madzmumah), agar bisa menjauhkan diri dari perilaku tercela dan membiasakan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan sehari- hari baik dalam konteks pribadi maupun sosial yang dilandasi atas kecintaan kepada Allah Swt. (mahabbah fillah).
AdabAdab sebagai wujud implementasi akhlak secara operasional berupa tata krama dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun sosial yang mencerminkan nilai-nilai Islam.
Kisah KeteladananKisah keteladanan menguraikan kehidupan nabi, rasul, sahabat nabi, dan orang-orang saleh sebagai teladan dan pelajaran (ibrah) bagi peserta didik. Pembelajaran kisah keteladanan menekankan pada kemampuan menganalisis dan mengambil hikmah dari kehidupan masa lalu yang menginspirasi peserta didik untuk menyikapi dan menyelesaikan fenomena dan permasalahan kehidupan masa kini dan yang akan datang.