![]()
Karakteristik dan Fungsi Evaluasi Siswa
Evaluasi siswa memerlukan asesmen dengan karakteristik yang berbeda dari asesmen skala besar.
UU Sisdiknas menyebutkan beberapa fungsi evaluasi siswa. Fungsi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua: formatif dan sumatif (lihat kolom kedua dan ketiga pada Tabel 2).
- Evaluasi lebih bersifat formatif ketika dimaksudkan untuk memfasilitasi kemajuan belajar (prospektif).
- Evaluasi lebih bersifat sumatif ketika hasilnya digunakan untuk menilai pencapaian siswa setelah menjalani proses dalam periode waktu tertentu (retrospective).
a. Asesmen Formatif dan Kemajuan Belajar
Jika dimaksudkan untuk memfasilitasi kemajuan belajar, maka hasil asesmen perlu segera diketahui dan dikomunikasikan pada siswa. Karena tiap siswa memiliki titik awal dan kecepatan belajar yang berbeda, instrumen dan cara pelaksanaan asesmen yang sesuai juga bisa berbeda untuk tiap siswa.
Dengan kata lain, asesmen seperti ini tidak selalu cocok dilakukan dengan instrumen yang terstandar. Pelaksanaannya juga tidak harus terstandar dan formal. Apa yang dinilai juga cenderung spesifik: pemahaman konsep atau keterampilan spesifik, sesuai dengan apa yang sedang dipelajari oleh siswa.
b. Asesmen Sumatif dan Penilaian Akhir
Jika dimaksudkan sebagai penilaian sumatif, asesmen perlu dirancang untuk mencakup semua bagian dari kurikulum.
Meski demikian, ini tidak berarti asesmen harus dilakukan secara terstandar. Kompetensi yang sama bisa ditunjukkan dengan cara yang berbeda antarsiswa.
Misalnya, sebagian siswa mungkin yang lebih nyaman menunjukkan pemahamannya melalui tanya jawab atau melalui representasi visual semacam mind map daripada tes tertulis.
Selain itu, kurikulum satu sekolah belum tentu sepenuhnya sama dengan kurikulum sekolah lain. Variasi antarindividu dan antarsekolah ini sulit ditangkap oleh tes terstandar, apalagi jika pengadministrasian dilakukan terstandar secara nasional.