Cara Menyusun Pengorganisasian Pembelajaran pada Kurikulum Merdeka PAUD

Loading

Kurikulum Merdeka memberikan beberapa pilihan dalam menyusun pengorganisasian pembelajaran PAUD, SMK, Pendidikan Khusus, dan kesetaraan.

Penyusunan jadwal pelajaran termasuk bagian dari pengorganisasian pembelajaran pada kurikulum operasional satuan pendidikan.

Pengembangan kurikulum operasional satuan pendidikan (KOSP) dengan 4 tahapan. Panduan Pengembangan KOSP memberikan contoh tahapan ketiga yaitu cara melakukan pengorganisasian pembelajaran kurikulum merdeka di jenjang PAUD,SMK, Pendidikan Khusus, dan Kesetaraan.

Contoh Pengorganisasian Pembelajaran Kurikulum Merdeka di panduan ini merupakan inspirasi bagi satuan pendidikan dalam merancang pembelajaran. Inspirasi bagi pengelola jenjang pendidikan khusus seperti PAUD, SMK, dan pendidikan kesetaraan.


Pengorganisasian Pembelajaran dalam Jadwal Pelajaran PAUD

Contoh pengorganisasian pembelajaran pada PAUD sebagai berikut:

KomponenUraian
Struktur KurikulumBerdasarkan regulasi yang mengatur struktur Kurikulum Merdeka, kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain, yang bermakna sebagai perwujudan ‘Merdeka Belajar, Merdeka Bermain’. Kegiatan intrakurikuler harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak. Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4-6 tahun minimal 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi waktu di PAUD usia 3-4 tahun minimal 360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu.
Projek Penguatan Profil Pelajar PancasilaProjek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA).

Pelaksanaannya menggunakan alokasi waktu kegiatan di PAUD dengan ketentuan 1 s.d. 2 projek profil dengan tema berbeda.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan perwujudan enam karakter profil pelajar Pancasila pada fase fondasi. 4 tema di PAUD disusun berdasarkan prioritas nasional yang juga menjadi tema di Pendidikan Dasar dan Menengah, namun disesuaikan dengan konteks PAUD.

Tema-tema utama yang dapat dipilih adalah Aku Sayang Bumi “Gaya Hidup Berkelanjutan” , Aku Cinta Indonesia “Kearifan Lokal”, Kita Semua Bersaudara “Bhinneka Tunggal Ika”, Imajinasi dan Kreativitasku “Rekayasa dan Teknologi”.
Pendekatan PembelajaranDalam konteks PAUD, pengorganisasian pembelajaran disarankan menggunakan pendekatan tematik terintegrasi atau pendekatan secara integrasi, dan disesuaikan dengan pilihan anak sesuai situasi dan kebutuhan.

Pengorganisasian Pembelajaran untuk SMK

Berdasarkan regulasi yang mengatur struktur Kurikulum Merdeka, struktur kurikulum SMK/ MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum Keahlian SMK/MAK.

Spektrum Keahlian adalah daftar bidang dan program keahlian SMK yang disusun berdasarkan kebutuhan dunia kerja yang meliputi: dunia usaha, dunia industri, badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, instansi pemerintah atau lembaga lainnya, serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.

Spektrum Keahlian SMK/MAK merupakan acuan penyusunan struktur kurikulum, serta pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan program keahlian pada SMK.

pengorganisasian pembelajaran pada Kurikulum Merdeka jenjang SMK dapat melihat contoh berikut:

KomponenUraIAN
Penetapan KonsentrasiSatuan pendidikan memilih konsentrasi keahlian dari Spektrum Konsentrasi Keahlian yang ditetapkan oleh Kepala BSKAP, Kemendikbudristek.

Satuan pendidikan diberikan peluang untuk mengajukan usulan konsentrasi keahlian baru jika belum tercantum dalam spektrum tersebut.

Usulan konsentrasi keahlian baru ini disusun bersama dengan industri dan diajukan ke BSKAP untuk dilakukan penelaahan. Penetapan konsentrasi keahlian dilakukan di kelas XI.
Program Keahlian yang DikonsentrasikanStruktur kurikulum mengacu kepada Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran.
Setiap program keahlian terdiri atas minimum 1 (satu) konsentrasi keahlian.
Pendekatan program keahlian dilakukan di kelas X.
Projek Penguatan Profil Pelajar PancasilaDalam 1 (satu) tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua) projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1 (satu) projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK.
Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Untuk SMK/ MAK, projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan secara terpadu berkolaborasi dengan mitra dunia kerja, atau dengan komunitas/organisasi serta masyarakat.

Pendidikan Khusus

Berikut ini contoh pengorganisasian pembelajaran kurikulum merdeka pada pendidikan khusus

Komponen Uraian
Struktur KurikulumStruktur kurikulum SLB mengacu kepada struktur kurikulum SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang disesuaikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual (Tunanetra disertai hambatan intelektual, Tunarungu disertai hambatan intelektual, Tunagrahita, Tunadaksa disertai hambatan Intelektual dan Autis).
Untuk peserta didik yang tidak mengalami hambatan intelektual dapat menggunakan kurikulum pendidikan reguler yang disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Penyesuaian struktur kurikulum dilakukan terhadap keterampilan fungsional dan mata pelajaran yang menunjang kebutuhan tersebut.
Magang untuk SMALB mempertimbangkan fleksibilitas, keragaman peserta didiknya, dan lokasi.
Program Pembelajaran Individual
Satuan pendidikan dapat menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI) dengan melibatkan kepala satuan pendidikan, pendidik, peserta didik, tenaga ahli, dan orang tua.
Asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun program pembelajaran individual (PPI).
Program Kebutuhan KhususProgram kebutuhan khusus bertujuan untuk membantu peserta didik memaksimalkan indera yang dimilikinya dan mengatasi keterbatasannya.

Program kebutuhan khusus bagi peserta didik:
Tunanetra: Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial, dan Komunikasi (OMSK),
Tunarungu: Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama (PKPBI),
Tunagrahita: Pengembangan Diri,
Tunadaksa: Pengembangan diri dan gerak,
Autis: Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.

Program Kebutuhan Khusus di SMALB menjadi mata pelajaran wajib, seperti di SDLB dan SMPLB
Projek Penguatan Profil Pelajar PancasilaProjek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan kegiatan ko-kurikuler yang memiliki alokasi 20-25% dari total kegiatan reguler/intrakurikuler per tahun.

Pertanyaan pemantik dalam mengorganisasikan pembelajaran:

  • • Apakah seluruh peserta didik yang ada pada satuan pendidikan memiliki hambatan intelektual?
  • • Apakah satuan pendidikan telah melakukan asesmen diagnostik pada peserta didik untuk menentukan program pembelajaran?
  • • Apakah satuan pendidikan menjalin kerja sama dengan pihak terkait dalam menyusun Program Pembelajaran Individual?
  • • Apakah satuan pendidikan bekerja sama dengan pihak terkait untuk melakukan bimbingan konseling?
  • • Apakah satuan pendidikan memiliki tenaga ahli?

Satuan Pendidikan Nonformal Program Pendidikan Kesetaraan

Pada satuan pendidikan nonformal Program Pendidikan Kesetaraan, pengorganisasian pembelajaran bersifat fleksibel dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, lingkungan belajar, dan satuan pendidikan. Pengorganisasian pembelajaran memperhatikan pemetaan SKK yang dilakukan oleh satuan pendidikan.

Adapun contoh pengorganisasian pembelajaran kurikulum merdeka pada suatu pendidikan non formal sebagai berikut:

KomponenUraian
Struktur KurikulumStruktur kurikulum pendidikan kesetaraan terdiri atas mata pelajaran kelompok umum dan pemberdayaan, serta keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila. Kelompok umum memuat mata pelajaran yang disusun dengan mengacu pada standar nasional pendidikan sesuai jenjang pendidikan formal dan merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan untuk semua peserta didik.

Pemberdayaan memuat kompetensi untuk menumbuhkan keberdayaan, harga diri, percaya diri sehingga peserta didik mampu mandiri dan berkreasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Keterampilan diberikan dengan memperhatikan variasi potensi sumber daya daerah yang ada, kebutuhan peserta didik dan peluang kesempatan kerja yang tersedia sehingga peserta didik mampu melakukan aktualisasi kemandirian, otonomi, kebebasan, dan kreativitas dalam berkarya untuk mengisi ruang publik secara produktif.
Projek Penguatan Profil Pelajar PancasilaPenguatan profil pelajar Pancasila dalam pendidikan kesetaraan dilakukan pada program pemberdayaan dan keterampilan, yang mencakup keterampilan okupasional, fungsional, vokasional, sikap dan kepribadian profesional, dan jiwa wirausaha mandiri yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pendidikan kesetaraan. Projek dilakukan dengan beban belajar sesuai SKK pada tiap program (Paket A, Paket B, dan Paket C).
Muatan BelajarMuatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang dilakukan satuan pendidikan, di mana satu SKK dapat dicapai melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya.

Sumber: Panduan Pengembangan KOSP Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan pada Kurikulum Merdeka, 2022

Kurikulum Operasional